Yak, kita mendapatkan panggilan untuk bermain di Rolling Stone Cafe Jakarta. Pas sekali nih berbarengan dengan beberapa review kita di Rolling Stone Indonesia (silahkan dicek sendiri website nya dan dibeli majalahnya). Kali ini bukan dalam acara Release Party ataupun acara yang diadakan pihak Rolling Stone sendiri, tetapi fashion show dari sebuah brand clothing yang baru berdiri, yakni Legal and Crime ( http://legalandcrime.co.cc/ ). Kami dihubungi ketua panitia acara nya, Ribka Pratiwi yang juga teman SMA si Dimas. Ribka menjanjikan band kami akan tampil diantara fashion show para model-model cantik ibukota. Yuk ah langsung berangkat..
Siang itu hari Rabu tanggal 27 April, kami berangkat setelah berkumpul di kosan Dimas. Kami meminjam sebuah mobil Innova hitam dari seorang teman karena semua mobil milik band sedang dalam masalah (alias ga punya). Mobil kami cukup penuh karena kami berangkat bersama para teman-teman seperjuangan, yakni Eross dari Gigsplay, Agra Suseno sang fotografer ciamik, Andra, dan Dityo. Kami pun berangkat menuju Jakarta dari siang, karena dijadwal kami akan melakukan sound check sekitar pukul 5 sore, dan mengingat ibukota macet gitu loh.
Kami pun sampai tepat waktu seperti biasanya dan langsung bertemu dengan Ribka, kami diajak untuk melihat panggung tempat kita tampil nanti. Panggung yang dimaksud di sini terletak di lantai 2 cafe,terletak di pinggir dengan kondisi tanpa leveling sedikitpun, tanpa karpet untuk drum, dan hanya disediakan beberapa ampli kamar berukuran kecil. Sebelumnya kami sudah meminta untuk disediakan standar sound minimal kami, dan alat-alat yang tersedia jauh berbeda. Kami cukup kaget, di perjanjian sebelumnya kami diberikan durasi tampil sekitar 1,5 jam, dengan format full band, dan kami pun sudah mempersiapkan itu jauh hari sebelumnya. Kami merasa aneh karena di lantai satu terdapat dua buah panggung yang jauh lebih layak untuk sebuah acara.
Setelah menunggu sekian lama untuk sound check karena ngaret dari pihak panitia, akhirnya kita memutuskan untuk makan di luar terlebih dahulu (konsumsi dari panitia juga ikutan ngaret cuy). Sewaktu makan tiba-tiba kami dipanggil untuk melakukan sound check, kami pun bergegas kesana dan segera memasang alat-alat kami. Saat itu pun kami kembali merasa aneh karena sound man dari pihak panitia pun seperti kekurangan alat, aduh masa sound man nya malah nanya ke kita “bawa jack atau ga mas?”. Lalu ditengah-tengah sound check kami dihentikan oleh pihak panitia acara, katanya kita tidak bisa main dengan format full band! Loh loh ada apa ini..
Panitia rupanya diberi peringatan oleh pihak cafe bahwa tidak boleh untuk mengadakan acara dengan format full band, acara dengan format full band mesti menggunakan surat izin terlebih dahulu ke berbagai pihak. Panitia nya pun memberitahukan hal itu ke kami dan meminta kami untuk tampil secara akustik dengan tiba-tiba. Wah, kami tentu merasa tidak suka dengan keadaan ini. Kenapa terjadi hal seperti ini sih, kami dari jauh hari sudah memberikan set list seluruh lagu yang akan dibawakan dan memberikan lagu-lagu kami ke panitia, dan kata mereka oke-oke saja terhadap seluruh lagu kami. Panitia pun berdiskusi dengan kami dan meminta kami untuk bermain dengan “tidak keras-keras”.
Kami semua pun setuju bahwa kami tidak akan tampil apabila tidak sesuai dengan perjanjian, karena ini tentunya sebuah profesionalitas bukan.. Panitia pun mengakui kesalahannya bahwa mereka tidak mengurus terlebih dahulu masalah perizinan dan tidak melakukan konfirmasi tentang band yang akan tampil. Kami pun berunding dengan pihak panitia, yang terlihat dalam tekanan. Memang sih mereka menjadi serba salah, tentu karena kesalahan yang mereka lakukan. Mereka memberikan pernyataan maaf dan memberikan hak kita yang lainnya. Akhirnya kita memutuskan untuk tidak jadi tampil. Yasudahlah.. Kita pun kembali ke Bandung setelah membeli pisang goreng pasir di depan cafe, yang mempunyai tagline menarik : Tidak Enak, Jangan Kembali. Bagus tuh soalnya rasa pisangnya jadi ga enak. Haha..
Diperjalan kembali ke Bandung kami hampir melupakan acara tersebut dan banyak berbicara ngalor-ngidul di jalan dan di Rest Area KM 57. Salah satunya kami bermain tebak-tebakan nama band yang sangat menarik (menarik pas hari itu doang kok), contoh nya adalah “Band apa yang personel nya ganti-ganti trus? Band apa yang sudah degradasi tapi masih tetap senang? Band apa yang penyakitan? Band apa yang ...... ? “ Yak itu lah hal yang menarik di hari itu selain spaghetti mini dari panitia serta pembelajaran yang kita dapat.
No comments:
Post a Comment